Walikota muslim dari Calgary,
Kanada, Naheed Nenshi menjadi pemenang anugerah walikota prestisius di
dunia karena usahanya meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Dia (Nenshi) adalah seorang urban
visioner yang tidak mengabaikan tugas pokok pemerintah daerah,” Yayasan
The City Mayors, Think-tank internasional berbasis di London, mengatakan
dalam sebuah rilis yang dikutip oleh media CanIndia, Kamis 5 Pebruari
2015.
“Untuk banyak (walikota) di Amerika
Utara dan juga Eropa, Walikota Nenshi adalah model walikota yang
memiliki manajeman keputusan, keterbukaan dan berpandangan ke depan.”
Nenshi, walikota Canada pertama yang
memenangi penghargaan, diikuti oleh Daniel Termont, Walikota Ghent,
Belgia, dan Tri Rismaharini dari Surabaya, Indonesia.
Penghargaan ini diumumkan tiap dua tahun
sekali, termasuk 10 walikota dari seluruh dunia yang menonjol dalam hal
dukungan publik.
“Indikator kesuksesan paling utama bagi
politisi manapun tentunya adalah peningkatan (taraf) hidup yang
terlihat. Saya akan terus bekerja keras untuk menjadikan Calgary menjadi
kota yang lebih baik, dan ini masih jauh dari selesai,” ujar Nenshi.
Nenshi menjadi walikota muslim pertama
di antara kota-kota besar Amerika Utara di tahun 2010. Meskipun beredar
kampanya buruk tentangnya, masyarakat Calgary mendukungnya melawan sikap
rasis.
Saat ini ia memimpin untuk kedua kalinya
dan menjadi walikota ke-36. Nenshi lahir di Toronto dan tumbuh di
Calgary bersama orang tua yang berasal dari Tanzania.
Ia sekolah di universitas Harvard, dan pada usia 22 tahun telah direkrut oleh perusahaan konsultan terbaik di dunia.
Ia keluar dari perusahaan itu setelah
delapan tahun bekerja dan kembali ke kampung halamannya Calgary dan
menemani ayahnya yang sakit.
Sejak saat itu, ia mulai bekerja untuk PBB, memulai bisnisnya dan menjadi profesor di universitas Mount Royal.
Sumber: bersama dakwah.net “Calgary Muslim Mayor Wins World Mayor Prize”, www.onislam.net (Kamis, 5 Pebruari 2015)
0 komentar:
Posting Komentar